Search box

RSS feed

About Author

Footer

RSS

Dampak Krisis Global bagi Indonesia

Krisis global merupakan suatu momok yang menakutkan bagi setiap negara di seluruh dunia. Hal itu disebabkan karena krisis global dapat menimbulkan banyak dampak seperti pengangguran, inflasi, hutang yang menumpuk dan sebagainya. Krisis global merupakan suatu fenomena yang terkadang tidak bisa diprediksi datangnya karena menyangkut negara di seluruh dunia, terutama negara-negara yang secara strategis memiliki kekuatan dalam perekonomian dunia. Maka dari itu, untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari krisis global, pemerintah harus menyiapkan kebijakan-kebijakan ekonomi strategis demi kestabilan perekonomian Indonesia.

Sampai sekarang ini, untuk mengatasi dampak krisis ekonomi global masih menjadi permasalahan yang sulit bagi pemerintah. Berbicara krisis ekonomi adalah bukan berbicara tentang nasib satu orang bahkan lebih dari itu semua karena ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan komentar pun dilontarkan di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan Yudhoyono dan BI (Bank Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Empat di antaranya:

1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri
2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional
3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI)
4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.

Yang perlu digarisbawahi adalah untuk mengatasi krisis bukan hanya tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan perekonomian Indonesia seperti yang telah terjadi pada "Badai Krisis Moneter Part I" di Era Soeharto.

Seperti yang kita ketahui bahwa dampak krisis global kali ini sudah sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah Income perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai merampingkan tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja tanpa batas waktu. Senada dengan hal itu investor-investor lokal dan asing pun mulai menarik saham dalam industri-industri di Indonesia. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya di tanah air belum lagi kasus-kasus korupsi terbaikan karena bangsa ini telah disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang. “Selamat buat para koruptor Anda bisa keluar dari persembunyain untuk sementara waktu. How pity a Country !”

Memang sangat ironis di satu sisi Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris tapi disisi lain beberapa item bahan pokok masih mengandalkan hasil import dari negara tetangga. Yah ini mungkin salah satu kelemahan dari bangsa kita bahkan diri kita yang sebagai rakyat yang kurang berusaha secara profesional dalam mengelola asset-asset yang ada dalam lahan-lahan indonesia. Lihat saja kekayaan Alam Indonesia mulai dari hasil laut belum dapat dikelola dengan baik karena fasilitas-fasilitas nelayan kurang memadai sehingga negara-negara lain meraup keuntungan dari hasil menangkap hasil laut dengan cara yang tidak adil. Belum lagi persediaan minyak yang semakin lama semakin menipis serta tambang-tambang emas yang masih dikuasai negara asing. Jadi sangat disayangkan punya harta yang sangat berlimpah ruah tapi tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh bangsa ini.

Jadi, tidak mengherankan ketika Ketua Presidium Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI ) menyatakan bahwa krisis ekonomi global telah terjebak pada sistem kapitalisme internasional sehingga sampai saat ini sepertinya tak ada persiapan jelas menghadapi krisis keuangan global yang berawal dari runtuhnya industri keuangan di Amerika Serikat. Mereka yang krisis kita yang ”hancur-hancuran” seperti pada bursa saham sehingga menghentikan operasionalnya.
Berdasarkan uraian di atas, hal yang dapat kita simpulkan adalah Indonesia belum siap menghadapi Dampak Krisis Ekonomi Global yang di motori oleh negara super power itu. Mungkin dari beberapa uraian diatas dapat memberi gambaran bahwa kita punya potensi menghadapi krisis ini jika kita meningkatkan kesadaran sebagai masyarakat indonesia termasuk element pemerintah berikut departement terkait untuk meningkat pengelolaan sumber daya secara profesional sehingga bangsa ini menjadi produktif dalam penyediaan hasil bumi dan dapat mandiri serta terbebas sebagai negara importir bahan pangan dan minyak bumi terbesar yang akan membalikkan keadaan menjadi negara “Pengekspor Terbesar”. Dan yang paling penting adalah adanya kenaikan produktivitas secara terus-menerus dari setiap sumber daya yang dimiliki tanpa menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Semoga Indonesia menjadi negara yang mandiri yang tidak selalu tergantung dengan negara lain demi tercapainya cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh Gunawan Juni. L
Sumber: http://www.metris-community.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar